Kesabaran diperlukan oleh orang tua dalam mendidik anak. Hal ini menjadi tantangan bagi anda sebagai orang tua terutama yang baru menjadi seorang ibu/ayah, karena belum terbiasa mengendalikan/menahan emosi saat menghadapi ulah-ulah anak. Sebagai orang tua juga harus menyadari dan belajar untuk bersabar terhadap anak-anak meski terkadang anda tidak dapat bersabar dan marah kepada buah hati anda.
Anak-anak pasti akan membuat sebuah kenakalan sehingga orang tua akan merasa kesal dan emosi. kenakalan anak adalah hal yang wajar. Rasa marah atau kesal karena kenakalan anak juga suatu hal yang wajar, tapi jangan terlalu terbawa emosi sehingga terluapkan dengan memarahi, membentak, berbicara kasar atau bahkan dengan kekerasan fisik. Atasi kemarahan pada anak dengan mencoba beberapa strategi ini.
1.Saat tingkahlaku anak mulai membuat anda kesal dan marah, cobalah menarik nafas dalam-dalam secara perlahan dan ciptakan senyuman di wajah anda dan diulangi beberapa kali. Tindakan ini akan membuat perasaan anda lebih tenang dan pikiran menjadi lebih jernih sehingga anda dapat mengontrol ucapan anda agar tidak mengucapkan perkataan kasar atau membentak si anak.
2. Amarah yang terlanjur memuncak dapat berakibat sulitnya mengontrol diri. Saat itu terjadi, yang anda harus lakukan adalah mengingat bahwa anda sedang berhadapan dengan anak sendiri. Pikirkan sifat-sifat positif si anak, bayangkan ulah-ulah lucunya, tingkah yang menggemaskan sejak memulai belajar merangkak, berdiri, dan tawa polos mereka saat anda mengajaknya bermain.
Mengingat hal-hal seperti ini membantu meredakan kemarahan dan mengontrol tindakan.
3. Setelah berhasil mengontrol diri, ajak anak Anda bicara dari hati ke hati. Dalam hal ini, bertindaklah seperti teman. Posisikan tubuh Anda sejajar dengan tinggi badannya, tatap mata lalu bicara dengan nada pelan. Tanyakan kenapa dia berbuat sesuatu yang membuat Anda marah, apa yang diinginkannya.
Sebaliknya, jangan menyuruhnya harus begini atau begitu tetapi nasehati agar tidak mengulangi kesalahan/kenakalannya lagi.
4. Belajarlah untuk lebih sensitif terhadap perasaan anak. Ketahui apa yang ditakutinya, keinginan, ketertarikan dan apa yang tidak disukainya. Dengan memahami anak, maka Anda bisa menyikapi masalah sesuai sudut pandang si anak.
Dalam menghadapi anak, sesekali pandanglah sesuatu dari dari sudut pandang anak, jangan hanya memandang semuanya dari sudut pandang anda yang menginginkan kesempurnaan dalam keluarga tanpa ada masalah sedikitpun. Karena, anak-anak melihat dunia ini dengan kacamata yang berbeda dengan kita (orang tua).
5. Jika memang rasa marah tidak bisa ditahan lagi, pergilah sebentar sebelum memulai pembicaraan dengan anak. Tinggalkan dia ke ruangan lain, jernihkan pikiran sebentar. Namun, pastikan kondisi anak selama anda tinggalkan tetap aman terhindar dari segala sesuatu yang dapat membahayakannya.
Setelah lebih tenang, Anda bisa berkomunikasi lagi dengan anak Anda.